Jumat, 22 Januari 2010

Pemimpin Kota SAMARINDA

Pada bulan Februari 1950 Badan Perwakilan Federasi ini mengeluarkan mosi yang menuntut penggabungan segera Kalimantan Timur ke dalam Republik Indonesia yang ketika itu berpusat di Yogyakarta.

Tuntutan ini kemudian diperkuat oleh Badan Pemerintah ( Dewan Kesultanan) Federasi Kalimantan Timur pada awal Maret 1950. Tuntutan rakyat ini juga dilaporkan oleh Residen A.P. Afloes yang menjabat sebagai Wakil republik Indonesia Serikat di Kalimantan Timur kepada Pemerintah Republik Indonesia dengan saran agar tuntutan tersebut dapat segera dipenuhi.

Akhirnya pada tanggal 10 April 1950 di Samarinda berlangsung upacara penggabungan Kalimantan Timur kedalam Republik Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia Serikat diwakili oleh Residen A.P. Afloes, disaksikan oleh Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Mr. Soesanto Tirtoprojo. Pada hari itu pula Gubernur Propinsi Kalimantan Dr. Murjani mendekritkan pembubaran seluruh badan pemerintah bentukan Belanda dan menetapkan Indonesia tergabung dalam Provinsi Kalimantan. Sebagai Residen pertama adalah K. Roeslan Mulyoharjo.

Yang mana sejak bulan September 1947 Letnan Gubernur Jenderal H.J. Van Mook menetapkan pembentukan Federasi Kalimantan Timur di Samarinda. Federasi Kalimantan Timur wilayahnya meliputi Landscap ( swapraja ) Kutai, Bulungan , Sambaliung, gunung tabur, dan neo- landschap pasir. Federasi ini diketuai oleh Sultan Kutai A.M. Parikesit dan sebagai penasehatnya ialah Residen Belanda. Pemerintahan federasi ini memiliki status kenegaraan yang berdiri sendiri dan dilengkapi pula dengan badan perwakilan ( legislative ).

Sejarah terbukanya sebuah kampung yang menjadi kota besar, dikutip dari buku berbahasa Belanda dengan judul “Geschiedenis van Indonesie“ karangan de Graaf. Buku yang diterbitkan NV.Uitg.W.V.Hoeve, Den Haag, tahun 1949 ini juga menceritakan keberadaan Kota Samarinda yang diawali pembukaan perkampungan di Samarinda Seberang yang dipimpin oleh Poea Adi.

Samarinda berkembang terus dengan bertambahnya penduduk yang datang dari Jawa dan Sulawesi dalam kurun waktu ratusan tahun. Bahkan sampai pada puncak kemerdekaan tahun 1945 hingga keruntuhan Orde Lama yang digantikan oleh Orde Baru, Samarinda terus ’disatroni’ pendatang dari luar Kaltim.

Permulaan adanya kota SAMARINDA, ditetapkan berdasarkan Orang-orang Bugis Wajo mulai bermukim di Samarinda yakni permulaan tahun 1668 atau tepatnya pada bulan Januari 1668. dan hingga kini dijadikan patokan untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda.


Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi "Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 H" penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke 320 pada tanggal 21 Januari 1980 (Dikutip dari tulisan oleh Thomas Djuma)

Daftar Walikota Samarinda sejak 1960-sekarang.

01. Kapten TNI AD Soedjono AJ 1960 1961

02. Letkol TNI AD Ngoedio BcHK 1961 1967

03. H.M. Kadrie Oening 1967 1974

04. H.M. Kadrie Oening 1974 1980

05. Drs. H. Anang Hasyim 1980 1985

06. Letkol TNI AD Iswanto Rukin 11 Feb 1985 7 Mar 1985

meninggal pada saat baru menjabat.

07. Drs. H.A. Waris Husain 1985 1990

08. Drs. H.A. Waris Husain 1990 1995

09. Kolonel H. Lukman Said 1995 2000

10. Drs. H. Achmad Amins, MM 2000 2005

11. Drs. H. Achmad Amins, MM 2000 2005










0 komentar:

Posting Komentar